10 Kesalahan Finansial Seputar Kebutuhan Anak

 

Fotosearch

Bila ingin melihat anak bahagia di masa depan, hindari kesalahan-kesalahan keuangan yang kerap dilakukan oleh banyak orangtua. Berikut kiat memperbaiki 10 kesalahan yang dianjurkan founder LiveOlive.com, Jocelyn Pantastico:
 
Kesalahan 1 : Anak dulu, Anda kemudian
Banyak orangtua yang rela mengorbankan segalanya, termasuk hari tua mereka demi anak-anaknya. Alasannya kerena tidak ingin menjadi beban anak-anak di hari tua. Bila tidak ingin ini terjadi, sebaiknya persiapkan tabungan hari tua dari sekarang. Hari tua Anda juga perlu mendapat perhatian, dan sebaiknya menjadi prioritas. Selamatkan dulu diri Anda, baru anak Anda.
SOLUSI  Kunci dari dana pensiun yang cukup adalah seberapa lama Anda mulai menabung. Semakin lama berinvestasi, makin besar pula hasil yang akan diterima. Sisihkan 15% dari pendapatan untuk tabungan pensiun. Lalu, investasikan uang ke dalam instrumen-instrumen investasi yang tepat, seperti deposito atau reksa dana.
 
Kesalahan 2 : Menunda merencanakan dana pendidikan
Orangtua memiliki cita-cita ingin menempatkan anak-anaknya di sekolah terbaik dari yang terbaik. Sayangnya, keinginan hanya sekadar keinginan, bila tidak segera diwujudkan. Berapa pun usia anak sekarang, Anda sebaiknya mulai menyisihkan pendapatan bulanan untuk pendidikannya kelak.
SOLUSI  Bila anak baru lahir, sebaiknya Anda mulai menyisihkan uang untuk dana pendidikannya. Atau, mengikuti program asuransi pendidikan atau investasi lainnya. Pastikan return yang diterima sesuai kebutuhan sekolah anak nanti.
 
Kesalahan 3 : Tidak mengajarkan anak nilai uang
Bukan hanya orangtua yang perlu mengetahui pentingnya nilai uang. Anak-anak pun perlu diajarkan agar menghargai setiap rupiah yang dikeluarkan. Anda perlu mengajarkan padanya bahwa uang perlu dicari dengan bekerja dan usaha, ditabung agar bertambah banyak, serta tidak boleh dihambur-hamburkan.
SOLUSI  Saat anak mulai mampu berhitung, ajak ia menabung atau mulai bukakan rekening bank agar dia mengerti bagaimana uang bisa ‘tumbuh’.
 
Kesalahan 4 : Tidak melengkapi tabungan dengan proteksi
Tujuan utama asuransi adalah menggantikan sumber pendapatan yang hilang seandainya terjadi sesuatu. Orangtua perlu memiliki asuransi jiwa karena menanggung biaya hidup keluarganya. Bagaimana dengan anak? Ia tidak memiliki tanggungan. Ia tidak menanggung hidup orang tuanya. Jadi, sesungguhnya anak tidak memerlukannya. Meski begitu, dana pendidikan yang Anda siapkan untuk anak sebaiknya ditambahkan dengan proteksi. Bila terjadi masalah pada kesehatan Anda nantinya, tujuan finansial membiayai pendidikan anak akan tetap tercapai.
SOLUSI  Mencari produk asuransi yang memberi fasilitas investasi dan proteksi kesehatan. Konsultasikan lebih detail dengan penasehat perencana keuangan.
 
Kesalahan 5 : Tidak ada surat hak asuh dan dana perwalian
Surat wasiat atas hak asuh serta dana perwalian bagi anak menjadi hal penting ketika orangtua tiba-tiba meninggal dunia. Semua dari masalah itu, ujung-ujungnya, ya, anak Anda juga yang menjadi korban. Hal lainnya yang tak kalah penting adalah dana perwalian yang menjelaskan kapan anak bisa mendapat dan mengelola warisan dari orangtuanya.
SOLUSI  Konsultasikan pada orang terdekat dan pengacara Anda, hal-hal terbaik yang bisa dilakukan terhadap surat wasiat untuk hak asuh dan dana perwakilan. 
 
Kesalahan 6 : Royal untuk anak 
Dalam setiap kesempatan di mal, terjadi fenomena seorang ibu yang begitu royal membeli berbagai macam kebutuhan yang disukai oleh anak. Setelah dicermati lebih lanjut, banyak hal yang sebenarnya tak perlu dibeli. Kerap terjadi, sesampainya di rumah, barang tersebut hanya menjadi penghuni lemari dan tidak pernah ditengok-tengok lagi.
SOLUSI  Buat rencana atau daftar belanja yang sudah didiskusikan juga dengan pasangan Anda, asisten rumah tangga, dan anak. Beri prioritas utama pada kebutuhan dibanding keinginan. Daftar belanja akan mengontrol niat Anda untuk membeli.
 
Kesalahan 7 : Lupa mencatat pengeluaran
Tidak hanya pengeluaran besar keluarga Anda saja yang dicatat. Sebaiknya pengeluaran kecil pun tidak luput untuk dicatat. Karena tanpa disangka, pengeluaran yang Anda anggap kecil itu, bisa jadi pengeluaran terbanyak Anda.
SOLUSI  Kumpulkan setiap nota yang diterima, termasuk tiket parkir, struk belanja, belanja mainan anak, dll. Catat dalam buku setiap pengeluaran. Sebaiknya Anda juga memiliki buku kas yang berisi daftar pemasukan dan pengeluaran. Jadikan ini sebagai acuan dalam menata keuangan keluarga.
 
Kesalahan 8 : Tidak bisa menolak
Tidak sedikit orangtua yang sulit menolak permintaan anaknya. Anda biasanya langsung mengabulkan setiap keinginan anak. Lama-lama akan tertanam di kepala anak bahwa dia bisa mendapatkan segalanya secara instan.
SOLUSI  Beranilah bilang “TIDAK”  bila anak menginginkan sesuatu yang tidak ada dalam anggaran. Katakan padanya bahwa jika ingin membeli barang yang ia minta, ia perlu menabung terlebih dahulu. Ajarkan mereka untuk bersabar dan mendapatkan sesuatu dengan usahanya.
 
Kesalahan 9 : Terbelit utang
Utang menjadi salah satu penyebab munculnya masalah keuangan. Utang yang besar bisa menggagalkan semua perencanaan keuangan keluarga, termasuk dana pendidikan yang tiap bulan harus disisihkan. Banyak alasan kita berutang, dan salah satunya adalah tingkat konsumsi yang cukup tinggi.
SOLUSI  Sesuaikan pemasukan dan pengeluaran. Bila Anda terpaksa berutang, pilih pihak yang memungkinkan bisa dilakukan negosiasi bila sampai terlambat membayar utang. Demikian pula jika Anda akan mengambil kredit. Jangan lebih dari 30% dari penghasilan keluarga. Pastikan utang berkurang terus sesuai jadwal yang direncanakan, dan waspadai bunga yang diberlakukan.
 
Kesalahan 10 : Mengabaikan kebutuhan jangka panjang
Kita sering kali terpaku pada kebutuhan hari ini, dan kurang mempertimbangkan kebutuhan masa depan. Misalnya, membeli tempat tidur bayi untuk si kecil yang baru lahir. Padahal, dia akan tumbuh besar dan tempat tidur tersebut tidak mungkin digunakannya lagi nantinya.
SOLUSI  Hitung kembali untung rugi membeli mobil atau rumah. Atau, pertimbangkan berapa lama si kecil akan tidur di tempat tidurnya. Sebaiknya pilih tempat tidur yang berukuran besar, sebab akan terus bermanfaat sampai dia dewasa. Jika perlu mengganti, Anda hanya perlu mengganti kasurnya saja, bukan dipannya.

(TIM PARENTING INDONESIA/NAT)

Baca Juga:
Cara Cerdas Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Pilihan Investasi Property
Ragam Investasi Emas

 



Artikel Rekomendasi